Langsung ke konten utama

Nuzul vs Asril, Soal Diksi “Limbah” Husnul Khotimah


Kuningan News,
Penularan virus corona yang cukup cepat di Ponpes Husnul Khotimah rupanya merembet pada polemik antar politisi di Gedung DPRD Kuningan. Diksi ‘Limbah’ yang digunakan Ketua DPRD, Nuzul Rachdy SE, memicu reaksi dari Ketua F-PKS, H Asril Rusli Muhammad Lc MPd.

Diawal pernyataannya, politisi PDIP pemilik sapaan pendek Zul ini mengatakan, kasus di Husnul Khotimah tergolong kasus yang luar biasa. Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pemda untuk melakukan penanganan yang luar biasa pula.

“Bukan hanya sekadar isolasi dalam waktu singkat, 2 minggu. Tapi karena ini komunitas besar, 3000-4000 santri, bisa jadi ini akan terus seperti bola salju. Makanya saya meminta pemda agar menutup Husnul dan segera memulangkan santrinya,” seru Zul.

Ia juga mengungkapkan, sebagai warga Desa Manis Kidul Kecamatan Jalaksana, selama ini desanya merupakan zona aman. Dalam 6 bulan terakhir, tidak mendengar adanya kasus terkonfirmasi covid. Tapi sekarang tiba-tiba meledak, yang menurutnya tanda penanganan yang tidak serius sejak awal.

Dikatakan, komunitas yang sebegitu banyak di Husnul sangat berpotensi tinggi untuk terjadinya penularan karena datang dari mana-mana. 

“Jangan sampai Husnul hanya membawa limbah, (baik, red) limbah wabah dan limbah segalanya.  Jadi saya meminta pemda tegas segera menutup dan memulangkan para santri ini. Jangan sampai masyarakat jadi korban,” pintanya.

Nuzul mengapresiasi pengembangan pendidikan di ponpes tersebut. Namun disisi lain, terdapat kegiatan lain yang berpotensi besar dalam penyebaran virus. Contohnya laundry pakaian. Ribuan potong pakaian dilaundry oleh masyarakat sekitar ponpes, begitu juga catering.

“Kan ada kontak media, dalam hal ini baju. Nah sejak awal saya mengatakan ponpes ini besar, berpotensi dalam penyebaran. Ternyata sekarang kejadian. Dalam penanganannya tidak cukup hanya isolasi 2 minggu. Nanti bisa ada jilid 2, jilid 3. Untuk memutus mata rantai, harus ditutup dan segera memulangkan santri,” tandas Zul. 

Sementara itu, Asril Rusli menyesalkan bahasa ‘limbah’ yang dilontarkan Zul. Dosen di Husnul Khotimah tersebut meminta kepada siapapun termasuk Zul untuk hati-hati menggunakan bahasa. Menurut Asril, itu tidak elok. Mestinya berempati atas terjadinya musibah yang menimpa lembaga pendidikan besar tersebut.

“Musibah tidak diundang dan tidak ada yang mau (ditimpa musibah, red). Jadi, kalau kemarin ada bahasa Husnul penyumbang limbah, harus hati-hati dengan bahasa itu. Kalau tafsirnya limbah penyakit, kan tidak ada lembaga yang pengen sakit. Kami juga gak pengen dapat musibah ini,” ketusnya.

Jika tafsirnya limbah non wabah semisal limbah dapur atau limbah asrama, Asril menegaskan, selama ini limbah tersebut dikelola supaya tidak mencemari sekitar. Limbahnya tidak dibuang ke sungai, yang dibuktikan dengan bersihnya air sungai dan ikan-ikan di kolam warga tidak ada masalah.

“Husnul punya sistemnya (pengolahan limbah, red). Begitu juga Al Multazam. Kalaupun dinilai belum optimal, ya silakan. Husnul siap bekerjasama, bahkan beberapa kali dari Dinas LH datang ke ponpes,” imbuh pria yang juga tinggal di Manis Kidul tersebut.

Kaitan dengan penanganan yang dianggap tidak serius, Asril mengungkapkan di Husnul terdapat klinik dibawah Dinas Kesehatan (Puskesmas setempat). Pelayanan dengan standar klinik pratama dilaksanakan selama ini. Hanya saja diawal disesuaikan dengan standar dan kemampuan. 

Namun dirinya menandai bahwa itu bukan karena penanganan yang belum optimal melainkan komunikasi dengan satgas kabupaten yang kurang baik meskipun klinik Husnul dibawah Dinkes.  

Menanggapi kekhawatiran penyebaran dari kegiatan laundry atau masakan, sejak tanggal 1 Oktober sudah ditutup. Namun dirinya merasa kasihan karena pelaksana kegiatan itu yang sebagian besar masyarakat Manis Kidul jadi kehilangan pekerjaan. 

“Alhamdulillah kita banyak melibatkan masyarakat Manis Kidul. Kan dalam setaun itu RAPBY Husnul diatas Rp100 miliar. Artinya dana sebesar itu dikelola bersama-sama dengan masyarakat. Dilibatkan untuk laundry, juru masak, security dan staf. Cuma untuk tenaga guru dosen ada spesifikasi yang mengharuskan mendatangkan pula dari luar,” paparnya.

Setelah laundry ditutup, Asril merasa kasihan masyarakat berkurang pekerjaan. Pihaknya hanya bisa meminta maaf lantaran saat ini ponpes tengah dilanda musibah. 

Sedangkan kaitan dengan perkembangan pendidikan, Asril bersyukur selama 20 tahun Husnul telah menyumbangkan kontribusi dibidang pendidikan yang ditandai banyaknya prestasi yang ditelurkan. 

Dari pemda sendiri mengakui sebagai sebuah lembaga pendidikan di Kuningan, kontribusi Husnul luar biasa. Banyak diantaranya event MTQ dan event lainnya, utusan Kuningan dari Husnul.

“Selain itu, alumni Husnul telah menyebar kemana-mana. Bahkan ada 3 alumni yang sekarang ikut bursa cabup cawabup di beberapa provinsi. Sehingga ketika melihat medsos ada ucapan ‘limbah’, ramailah grup alumni dari mana-mana. Rencananya mereka akan ke Kuningan,” ucapnya. (derium)


HOT NEWS

Jalan Bolong Ditanami Pohon Pisang, Cegah Pengendara Meleset??

Kuningan News - Jalan di Kecamatan Japara,  terutama yang menghubungkan Japara-Cengal, kondisinya rusak parah. Bolong-bolong jalan saat perjalanan, jadi pemandangan pengendara.  Kondisi jalan menganga ini membuat para pengendara sepeda motor maupun mobil harus ekstra hati-hati. Mereka tidak dapat melesatkan kendaraannya.  Justru harus memilih agar tidak terjebak lubang yang dapat membahayakan keselamatan ataupun membuat kaki-kaki kendaraan rusak.  Kemudi mobil maupun motor mesti terkendali agar ban tidak meleset, terlebih saat diguyur hujan. Beda halnya jika pengendara mengemudikan mobil sejenis fortuner atau pajero, bisa bablas. Asep (28), salah seorang pengendara motor, awalnya kaget ketika melihat banyaknya pohon pisang di sepanjang jalan tersebut. Pohon pisang hanya tumbuh di kubangan jalan.  "Mungkin warga di sini lagi protes ke pemerintah, kenapa jalannya dibiarkan rusak, padahal mereka sudah bayar pajak. Daripada demo ke pendopo, kayaknya lebih bagus nan...

Meski Belum 2 Tahun Menjabat, Kadis atau Kaban Bisa Dimutasi

  Kuningan News – Pejabat eselon II yang menjabat kurang dari 2 tahun, dapat dipindahkan. Sebab berdasarkan aturan baru, yang terpenting telah melalui evaluasi kinerja 2 periode yaitu Oktober-November-Desember dan Januari-Februari-Maret. Penjelasan itu disampaikan Sekretaris BKPSDM Kuningan, Dodi Sudiana disela Uji Kompetensi (Ujikom) yang digelar di Gedung UPTD BKPSDM, Jumat (25/4/2025). “Ada SE MenpanRB No. 19 tahun 2023 tentang Mutasi/Rotasi Pejabat Pimpinan Tinggi yang menduduki jabatan belum 2 tahun,” sebutnya. Sementara saat ini, sebanyak 30 pejabat eselon II mengikuti Ujikom. Tujuannya disamping evaluasi kinerja, juga dijadikan ukuran untuk menentukan posisi berikutnya di struktur birokrasi. Puluhan kadis, kaban dan juga asda tersebut dibagi 2 gelombang, Jumat dan Sabtu (26/4/2025). Tiga nama peserta yang diuji oleh asesor tingkat Jabar itu, merupakan kandidat sekda definitif hasil Open Bidding yang menelan biaya sekitar 500 juta rupiah. Ketiga nama tersebut antara la...

Jembatan Bambu di Subang yang Mudah Lapuk Bakal Disulap Jadi Permanen, Kades: Terimakasih TNI !!

  Kuningan News - Danramil 1504/Subang Lettu Kav Sutardi beserta anggotanya bergotong royong bersama warga membangun jembatan di Dusun Cikadu Desa Subang, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Sabtu (19/4/2025). Jembatan dengan ukuran panjang 12 m² dan lebar 1,3 m² ini dibangun dengan menggunakan dana dari para donatur melalui aplikasi yang dimiliki oleh anggota Koramil 1504/Subang Serma Yusuf Pahtiar. "Jembatan yang akan dibangun ini bersumber dari para donatur yang masuk dalam aplikasi salah satu anggota Koramil 1504/Subang. Dimana dana yang terkumpul mencapai Rp.28 juta. Dana tersebut kami distribusikan untuk pembangunan jembatan," ungkap Danramil 1504/Subang Lettu Kav Sutardi. Ia mengatakan, jembatan tersebut dibangun untuk menghubungkan antara Dusun Cikadu menuju Blok Peuteuy Jogol. Rencananya pembangunan jembatan ini akan dibangun selama satu minggu kedepan. "Sesuai petunjuk dari pimpinan dalam hal ini Pak Dandim 0615 Kuningan bahwa setiap prajurit harus berada di...

Bukan Cuma Mobdin Pimpinan Dewan Rp2,6 M, Buat Beli Layar Interaktif juga Habiskan Rp3,2 M

  Kuningan News - Kebijakan efisiensi yang digulirkan pemerintah kelihatannya tidak berdampak kepada krisis keuangan di DPRD Kuningan.  Pasalnya, setelah pengadaan mobil dinas pimpinan dewan yang dialokasikan Rp2,6 miliar, di dewan juga ada pengadaan Layar Interaktif ( Digital Signage ).  Dari data Sirup LKPP, angka belanja modal layar interaktif tersebut mencapai Rp3,2 miliar. Layarnya kini sudah terpasang di setiap ruangan rapat para wakil rakyat.  Beberapa pendamping komisi yang sedang sibuk bekerja, enggan berkomentar kala dipinta tanggapan atas adanya layar berukuran besar tersebut. Sementara, warga biasa yang mengaku bernama Sanudin, tercengang ketika mendengar angka miliaran rupiah untuk hanya sekadar TV.  "Ko kaya TV biasa, kayak infokus, bisa semahal itu ya? Lebih mahal dari mobil fortuner dan pajero," celetuk Sanudin sambil geleng-geleng kepala. Ia membayangkan, bakal secanggih apa rapat yang akan dilakukan para anggota dewan.  "Mungkin rapatnya ...

Nakal! Ijazah Asli Mantan Karyawan kok Ditahan, Ketua Dewan Sewot lah..

  Kuningan News - Aksi nekat perusahaan yang diduga menahan ijazah asli milik belasan mantan karyawannya memicu reaksi keras dari DPRD Kabupaten Kuningan. Ketua DPRD Nuzul Rachdy, turun langsung bersama Komisi IV dan Disnakertrans melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi gudang penyimpanan produk, dari sebuah perusahaan, di Desa Cinagara, Kecamatan Lebakwangi, Jumat siang (25/4/2025). Sidak juga dihadiri Camat Lebakwangi, Kapolsek dan Pemdes Cinagara, belum mendapat jawaban sesuai harapan terkait persoalan ketenagakerjaan. Karena tak satu pun pimpinan perusahaan bisa ditemui, rombongan hanya disambut karyawan gudang yang mengaku tidak tahu soal penahanan ijazah. "Hari ini saya berkesempatan untuk melakukan sidak ke sebuah gudang. Saya pun belum tahu ini gudang atau apa, karena statusnya tidak jelas, mengatasnamakan PT Panjunan. Kedatangan saya ke sini didampingi oleh Komisi IV DPRD, Pak Camat, Pak Kapolsek, Kepala Desa, serta dari Dinas Tenaga Kerja," jelas Nuzul. ...

Potret Kekayaan 7 Pengusaha di Kabupaten Kuningan

Kuningan News - Kabupaten Kuningan, meski dikenal dengan keindahan alam dan wisata pegunungannya, juga merupakan rumah bagi beberapa pengusaha yang sukses di berbagai sektor bisnis. Keberadaan mereka menunjukkan bahwa Kuningan memiliki potensi ekonomi yang berkembang pesat, dipicu oleh inovasi dan ketekunan para pelaku usaha lokal. Salah satu sektor yang dominan di wilayah ini adalah ritel. Beberapa toserba besar menjadi andalan masyarakat Kuningan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para pengusaha yang sukses di sektor ini berhasil mengelola jaringan ritel yang luas dan berkontribusi signifikan terhadap roda perekonomian daerah. Keberhasilan mereka tak lepas dari strategi bisnis yang tepat dan kemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Selain ritel, sektor properti dan konstruksi juga menjadi pilar penting bagi perekonomian Kuningan. Beberapa perusahaan besar di bidang ini terlibat dalam pembangunan infrastruktur yang tidak hanya bermanfaat bagi daerah, tetapi...

Obyek Wisata di Palutungan Terancam Rugi Besar Jika Akses Jalan Ditutup Total

  Kuningan News - Masih seputar polemik sengketa tanah akses jalan menuju obyek wisata di Palutungan, apakah lahan itu milik pribadi atau milik pemda, para pengusaha tidak mau rugi akibat akses jalan ditutup.  Sedikitnya ada tujuh obyek wisata yang terdampak jika akses jalan ditutup. Ketujuh obyek tersebut berada di wilayah selatan Cisantana, diantaranya Embun Sang'ga Langit, Varvara hill, Botanika, Talagasurian, Sagof Coffee Eatery, Ciremai Land Glamping, dan juga La park Caffe & resto.  Menanggapi hal tersebut, beberapa pengelola mengaku tidak tahu tanah itu milik siapa. Kalaupun terjadi penutupan akses jalan, menurut mereka, harus ada jalan alternatif lain.  "Kami selaku pengusaha enggak tahu tuh, tau nya itu jalan pemda aja. Eh sekarang muncul tanah milik pribadi. Kalo bisa jangan ditutup lah, karena pengunjung bisa berkurang. Kalaupun ditutup, harus ada gantinya supaya akses tetap ada," kata Agus pengelola Sagof Coffee Eatery, Selasa (15/4/2025).  Sena...