Langsung ke konten utama

Kalau Ngotot Aksi 05 05, Ketua Apdesi Tidak Bertanggungjawab

 


Kuningan News – Rencana aksi damai yang mengatasnamakan dari Aliansi Desa Ngahiji Kabupaten Kuningan, Senin (5/5/2025) mendatang mengundang sorotan tajam. Meski membawa aspirasi penting tentang kesejahteraan perangkat desa, aksi tersebut ternyata tidak melibatkan koordinasi resmi dengan Ketua APDESI Kuningan, Hj. Henny Rosdiana, S.H., S.Sos., M.Si.

Aliansi yang berisi gabungan dari APDESI, PPDI, Rumah Sadulur Kuningan, serta Forum Kaur/Kasi/Kadus Kabupaten Kuningan, berencana melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kuningan. Enam poin tuntutan akan mereka suarakan, yakni:

1. Siltap ke-13 dan THR,

2. Perlindungan hukum terhadap desa,

3. BPJS (JHT dan Kesehatan) bagi perangkat desa purna,

4. Intensif RT/RW,

5. Pengadaan seragam perangkat desa.

6.      Suku bunga BPR

Namun, Ketua APDESI Kuningan mengaku belum pernah diajak berembuk secara resmi terkait aksi tersebut. Ia menilai penyampaian aspirasi harus ditempuh dengan cara-cara yang bijak dan terstruktur. Henny menyebut, perjuangan soal kesejahteraan perangkat desa tengah berlangsung lewat jalur resmi.

“Saya menyayangkan langkah ini dilakukan tanpa koordinasi dengan kami. Padahal semua tuntutan itu sudah dan sedang kami perjuangkan secara berjenjang dan berkelanjutan,” ujar Henny.

Sebelumnya, pihak APDESI telah melakukan audiensi terbatas di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Ciawigebang, Selasa (22/4/2025), guna mencari solusi atas keresahan yang berkembang. Dalam pertemuan itu, Henny menegaskan pentingnya menjaga stabilitas dan menyarankan penyampaian aspirasi lewat jalur yang lebih konstruktif. Ia mengingatkan, stabilitas desa lebih penting untuk dijaga bersama. Pasalnya, masih banyak ruang dialog yang bisa dioptimalkan sebelum memilih demonstrasi.

“Kita harus menjaga marwah lembaga desa. Aspirasi sah-sah saja, tapi kami berharap ada cara yang lebih elegan dan berdampak jangka panjang. Bukan sekadar aksi demonstratif,” tambahnya.

Selain aksi, isi surat undangan APDESI juga menjadi kontroversi tersendiri. Dalam surat itu disebutkan keresahan akibat rongrongan dari oknum LSM, media, dan ormas. Pernyataan tersebut menimbulkan reaksi dari berbagai pihak yang merasa tersinggung atau tidak nyaman.

Terkait hal tersebut, Henny menjelaskan, maksud surat bukan untuk menyudutkan profesi tertentu. Ia menekankan, kemitraan tetap terbuka dengan berbagai elemen, selama dilakukan secara sehat. Namun, Henny menggarisbawahi bahwa oknum bermasalah bisa saja muncul di mana saja dan wajib diwaspadai.

“Jangan disalahartikan. Justru kami membuka kolaborasi dengan semua elemen. Tapi tentu kita harus bisa membedakan antara mitra dan oknum. Oknum bisa ada di mana saja, dan mereka inilah yang wajib diwaspadai. Oknum tidak mewakili institusi atau profesi tertentu,” ungkap Henny, yang juga dikenal sebagai mantan aktivis.

Henny pun mengajak seluruh perangkat desa untuk tetap solid dan tidak mudah terpancing provokasi. Ia mengingatkan, agar perjuangan tidak berubah menjadi konflik horizontal antar elemen di desa. APDESI, katanya, akan terus memperjuangkan hak-hak perangkat dengan pendekatan yang strategis dan berkelanjutan.

“Jangan sampai upaya kita tercoreng hanya karena langkah yang tidak terkoordinasi. Perjuangan kita belum selesai, tapi mari kita pilih jalan yang tepat untuk mencapainya,” pungkasnya. (KN-10)


HOT NEWS

Jalan Bolong Ditanami Pohon Pisang, Cegah Pengendara Meleset??

Kuningan News - Jalan di Kecamatan Japara,  terutama yang menghubungkan Japara-Cengal, kondisinya rusak parah. Bolong-bolong jalan saat perjalanan, jadi pemandangan pengendara.  Kondisi jalan menganga ini membuat para pengendara sepeda motor maupun mobil harus ekstra hati-hati. Mereka tidak dapat melesatkan kendaraannya.  Justru harus memilih agar tidak terjebak lubang yang dapat membahayakan keselamatan ataupun membuat kaki-kaki kendaraan rusak.  Kemudi mobil maupun motor mesti terkendali agar ban tidak meleset, terlebih saat diguyur hujan. Beda halnya jika pengendara mengemudikan mobil sejenis fortuner atau pajero, bisa bablas. Asep (28), salah seorang pengendara motor, awalnya kaget ketika melihat banyaknya pohon pisang di sepanjang jalan tersebut. Pohon pisang hanya tumbuh di kubangan jalan.  "Mungkin warga di sini lagi protes ke pemerintah, kenapa jalannya dibiarkan rusak, padahal mereka sudah bayar pajak. Daripada demo ke pendopo, kayaknya lebih bagus nan...

Meski Belum 2 Tahun Menjabat, Kadis atau Kaban Bisa Dimutasi

  Kuningan News – Pejabat eselon II yang menjabat kurang dari 2 tahun, dapat dipindahkan. Sebab berdasarkan aturan baru, yang terpenting telah melalui evaluasi kinerja 2 periode yaitu Oktober-November-Desember dan Januari-Februari-Maret. Penjelasan itu disampaikan Sekretaris BKPSDM Kuningan, Dodi Sudiana disela Uji Kompetensi (Ujikom) yang digelar di Gedung UPTD BKPSDM, Jumat (25/4/2025). “Ada SE MenpanRB No. 19 tahun 2023 tentang Mutasi/Rotasi Pejabat Pimpinan Tinggi yang menduduki jabatan belum 2 tahun,” sebutnya. Sementara saat ini, sebanyak 30 pejabat eselon II mengikuti Ujikom. Tujuannya disamping evaluasi kinerja, juga dijadikan ukuran untuk menentukan posisi berikutnya di struktur birokrasi. Puluhan kadis, kaban dan juga asda tersebut dibagi 2 gelombang, Jumat dan Sabtu (26/4/2025). Tiga nama peserta yang diuji oleh asesor tingkat Jabar itu, merupakan kandidat sekda definitif hasil Open Bidding yang menelan biaya sekitar 500 juta rupiah. Ketiga nama tersebut antara la...

Jembatan Bambu di Subang yang Mudah Lapuk Bakal Disulap Jadi Permanen, Kades: Terimakasih TNI !!

  Kuningan News - Danramil 1504/Subang Lettu Kav Sutardi beserta anggotanya bergotong royong bersama warga membangun jembatan di Dusun Cikadu Desa Subang, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Sabtu (19/4/2025). Jembatan dengan ukuran panjang 12 m² dan lebar 1,3 m² ini dibangun dengan menggunakan dana dari para donatur melalui aplikasi yang dimiliki oleh anggota Koramil 1504/Subang Serma Yusuf Pahtiar. "Jembatan yang akan dibangun ini bersumber dari para donatur yang masuk dalam aplikasi salah satu anggota Koramil 1504/Subang. Dimana dana yang terkumpul mencapai Rp.28 juta. Dana tersebut kami distribusikan untuk pembangunan jembatan," ungkap Danramil 1504/Subang Lettu Kav Sutardi. Ia mengatakan, jembatan tersebut dibangun untuk menghubungkan antara Dusun Cikadu menuju Blok Peuteuy Jogol. Rencananya pembangunan jembatan ini akan dibangun selama satu minggu kedepan. "Sesuai petunjuk dari pimpinan dalam hal ini Pak Dandim 0615 Kuningan bahwa setiap prajurit harus berada di...

Bukan Cuma Mobdin Pimpinan Dewan Rp2,6 M, Buat Beli Layar Interaktif juga Habiskan Rp3,2 M

  Kuningan News - Kebijakan efisiensi yang digulirkan pemerintah kelihatannya tidak berdampak kepada krisis keuangan di DPRD Kuningan.  Pasalnya, setelah pengadaan mobil dinas pimpinan dewan yang dialokasikan Rp2,6 miliar, di dewan juga ada pengadaan Layar Interaktif ( Digital Signage ).  Dari data Sirup LKPP, angka belanja modal layar interaktif tersebut mencapai Rp3,2 miliar. Layarnya kini sudah terpasang di setiap ruangan rapat para wakil rakyat.  Beberapa pendamping komisi yang sedang sibuk bekerja, enggan berkomentar kala dipinta tanggapan atas adanya layar berukuran besar tersebut. Sementara, warga biasa yang mengaku bernama Sanudin, tercengang ketika mendengar angka miliaran rupiah untuk hanya sekadar TV.  "Ko kaya TV biasa, kayak infokus, bisa semahal itu ya? Lebih mahal dari mobil fortuner dan pajero," celetuk Sanudin sambil geleng-geleng kepala. Ia membayangkan, bakal secanggih apa rapat yang akan dilakukan para anggota dewan.  "Mungkin rapatnya ...

Nakal! Ijazah Asli Mantan Karyawan kok Ditahan, Ketua Dewan Sewot lah..

  Kuningan News - Aksi nekat perusahaan yang diduga menahan ijazah asli milik belasan mantan karyawannya memicu reaksi keras dari DPRD Kabupaten Kuningan. Ketua DPRD Nuzul Rachdy, turun langsung bersama Komisi IV dan Disnakertrans melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi gudang penyimpanan produk, dari sebuah perusahaan, di Desa Cinagara, Kecamatan Lebakwangi, Jumat siang (25/4/2025). Sidak juga dihadiri Camat Lebakwangi, Kapolsek dan Pemdes Cinagara, belum mendapat jawaban sesuai harapan terkait persoalan ketenagakerjaan. Karena tak satu pun pimpinan perusahaan bisa ditemui, rombongan hanya disambut karyawan gudang yang mengaku tidak tahu soal penahanan ijazah. "Hari ini saya berkesempatan untuk melakukan sidak ke sebuah gudang. Saya pun belum tahu ini gudang atau apa, karena statusnya tidak jelas, mengatasnamakan PT Panjunan. Kedatangan saya ke sini didampingi oleh Komisi IV DPRD, Pak Camat, Pak Kapolsek, Kepala Desa, serta dari Dinas Tenaga Kerja," jelas Nuzul. ...

Potret Kekayaan 7 Pengusaha di Kabupaten Kuningan

Kuningan News - Kabupaten Kuningan, meski dikenal dengan keindahan alam dan wisata pegunungannya, juga merupakan rumah bagi beberapa pengusaha yang sukses di berbagai sektor bisnis. Keberadaan mereka menunjukkan bahwa Kuningan memiliki potensi ekonomi yang berkembang pesat, dipicu oleh inovasi dan ketekunan para pelaku usaha lokal. Salah satu sektor yang dominan di wilayah ini adalah ritel. Beberapa toserba besar menjadi andalan masyarakat Kuningan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para pengusaha yang sukses di sektor ini berhasil mengelola jaringan ritel yang luas dan berkontribusi signifikan terhadap roda perekonomian daerah. Keberhasilan mereka tak lepas dari strategi bisnis yang tepat dan kemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Selain ritel, sektor properti dan konstruksi juga menjadi pilar penting bagi perekonomian Kuningan. Beberapa perusahaan besar di bidang ini terlibat dalam pembangunan infrastruktur yang tidak hanya bermanfaat bagi daerah, tetapi...

Obyek Wisata di Palutungan Terancam Rugi Besar Jika Akses Jalan Ditutup Total

  Kuningan News - Masih seputar polemik sengketa tanah akses jalan menuju obyek wisata di Palutungan, apakah lahan itu milik pribadi atau milik pemda, para pengusaha tidak mau rugi akibat akses jalan ditutup.  Sedikitnya ada tujuh obyek wisata yang terdampak jika akses jalan ditutup. Ketujuh obyek tersebut berada di wilayah selatan Cisantana, diantaranya Embun Sang'ga Langit, Varvara hill, Botanika, Talagasurian, Sagof Coffee Eatery, Ciremai Land Glamping, dan juga La park Caffe & resto.  Menanggapi hal tersebut, beberapa pengelola mengaku tidak tahu tanah itu milik siapa. Kalaupun terjadi penutupan akses jalan, menurut mereka, harus ada jalan alternatif lain.  "Kami selaku pengusaha enggak tahu tuh, tau nya itu jalan pemda aja. Eh sekarang muncul tanah milik pribadi. Kalo bisa jangan ditutup lah, karena pengunjung bisa berkurang. Kalaupun ditutup, harus ada gantinya supaya akses tetap ada," kata Agus pengelola Sagof Coffee Eatery, Selasa (15/4/2025).  Sena...