Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Artikel

Jadikan TKDN sebagai Alat Tawar, Kekeliruan Strategis Yang Fundamental

  Oleh: Achmad Nur Hidayat , Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Kuningan News - Wacana mengenai potensi pelonggaran kuota impor dan fleksibilitas aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai bagian dari strategi negosiasi perdagangan, seperti yang mungkin diisyaratkan dalam beberapa diskusi kebijakan, memicu keresahan luas khususnya kepada pelaku usaha domestik. Gagasan ini, terutama jika dihadapkan pada tekanan eksternal seperti ancaman tarif dari mitra dagang besar layaknya Amerika Serikat di bawah kepemimpinan yang proteksionis, berpotensi menjadi langkah blunder yang mengorbankan fondasi industri nasional dan keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).  Kebijakan TKDN bukanlah sekadar angka persentase dalam dokumen; ia adalah instrumen vital untuk membangun kedaulatan ekonomi, melindungi pasar domestik, dan memberdayakan pelaku usaha lokal.  Menggunakannya sebagai alat tukar dalam negosiasi adalah sebuah kekeliruan strategis yan...

Dari Konsumsi Ke Kontraksi: Fenomena Lebaran 2025

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Kuningan News - Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah pemudik Lebaran 2025 turun 24% dibandingkan tahun sebelumnya, dari 193,6 juta menjadi sekitar 147,1 juta orang.  Penurunan ini tidak hanya mencerminkan perubahan pola mobilitas masyarakat, tetapi juga menjadi sinyal pelemahan dari dinamika ekonomi nasional.  Dari peredaran uang Lebaran, disparitas regional, hingga dampak makroekonomi yang berkelindan dengan likuiditas perbankan, fenomena ini perlu dibaca secara jeli.   Peredaran Uang Lebaran: Dari Konsumsi ke Kontraksi Tradisi mudik Lebaran selama ini menjadi motor penggerak siklus perputaran uang di masyarakat.  Sektor transportasi, ritel, kuliner, dan industri kecil menengah (UMKM) menjadi penerima manfaat utama.  Dengan penurunan 24% pemudik, aliran uang yang biasanya mengalir ke pembelian tiket, konsumsi di jalan, belanja kebutu...

Manfaat Pembelajaran Anak Sekolah Selama Ramadan di Rumah: Perspektif Kebijakan Publik

KUNINGAN (NEWS) - Kebijakan pendidikan selama bulan Ramadan telah menjadi perbincangan penting dalam konteks pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa tidak ada istilah “libur Ramadan” bagi murid sekolah, melainkan “pembelajaran di bulan Ramadan.”  Pernyataan ini menunjukkan upaya pemerintah untuk tetap menjaga keberlangsungan pendidikan dengan penyesuaian khusus selama bulan suci Ramadan.  Dalam perspektif kebijakan publik, pendekatan ini tidak hanya relevan secara pendidikan, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan budaya yang signifikan. Konteks Kebijakan: Bukan Libur, Melainkan Penyesuaian Istilah “pembelajaran di bulan Ramadan” yang ditekankan oleh Mendikdasmen menggambarkan fokus kebijakan pendidikan untuk tetap menjamin hak belajar siswa, sekaligus menghormati momentum Ramadan yang sarat nilai spiritual.  Dengan pendekatan ini, murid tetap menjalankan kegiatan belajar mengaj...

Petuah Nabi Sarat Makna

KUNINGAN (NEWS) - Sungguh beruntung orang yang selalu menghiasi hidupnya dengan sunnah-sunnah yang diteladankan oleh Nabi SAW. Sungguh bahagia orang yang menjadikan petuah Nabi sebagai panduan hidupnya. Suatu waktu beliau menyampaikan petuah yang singkat namun sarat makna serta menyentuh hati. Petuah yang menghimpun kebaikan dunia dan akhirat. Seorang laki-laki mendatangi Nabi SAW seraya berkata, berilah aku petuah singkat. Kemudian Nabi bersabda, “Jika kamu berdiri hendak melaksanakan shalat, maka shalatlah sebagaimana shalat orang yang pergi selamanya, janganlah kamu mengucapkan satu perkataan yang kamu akan meminta maaf karenanya pada esok harinya, dan bertekadlah untuk tidak mengharapkan apa yang dimiliki orang lain.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah). Melalui hadis di atas, Nabi memberikan tiga petuah yang menghimpun semua kebaikan dunia dan akhirat. Siapa yang memahaminya dan mengamalkannya, maka ia akan dapat meraih semua kebaikan, baik kebaikan di kehidupan dunia maupun di akhirat. Per...

Cermati! Ini Dia Dampak Negatif Handphone Terhadap Anak

  KUNINGAN (NEWS) - Penggunaan handphone (Hp) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi anak-anak. Meskipun Handphone menawarkan kemudahan dan hiburan, penggunaan yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan sosial anak.   Dampak Fisik 1. Kerusakan Mata: Paparan sinar biru dari layar Handphone dapat menyebabkan kerusakan mata dan meningkatkan risiko katarak. 2. Postur Tubuh Buruk: Penggunaan Handphone yang lama dapat menyebabkan postur tubuh buruk dan nyeri punggung. 3. Gangguan Tidur: Cahaya biru dari Handphone dapat mengganggu produksi melatonin, menyebabkan insomnia dan gangguan tidur.   Dampak Mental 1. Kecanduan: Penggunaan HP yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan mengganggu kemampuan anak untuk fokus. 2. Stres dan Kecemasan: Paparan konten negatif dan perbandingan sosial media dapat meningkatkan stres dan kecemasan. 3. Penurunan Kreativitas: Penggunaan Handphone yang berl...

Jejak Sejarah dalam Perubahan Fonem, Mengungkap Dinamika Bahasa Austronesia dalam Kehidupan Sehari-hari

Kuningan News – Bahasa adalah cerminan dari perjalanan sejarah dan budaya suatu komunitas. Dalam memahaminya, hukum bunyi memainkan peran penting untuk mengungkap perubahan fonem yang terjadi dalam bahasa-bahasa di kawasan Austronesia. Hukum bunyi dapat diterapkan untuk melihat bagaimana bahasa berkembang dan bertransformasi seiring waktu, serta bagaimana hal tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-hari kita. Seperti halnya, Hukum RGH, hokum RGH dapat djelaskan missal, fonem /r/ dalam bahasa Melayu berubah menjadi /g/ dalam bahasa Tagalog atau /h/ dalam bahasa Dayak. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mendengar perubahan ini dalam percakapan sehari-hari. Contohnya, dalam kata "podi" yang berarti "padi" dalam bahasa Melayu, kata ini dapat berubah menjadi "pade" dalam bahasa Aceh atau "page" dalam bahasa Batak. Meskipun tampak berbeda, ketiga kata ini berasal dari akar yang sama. Hal ini dapat kita lihat dalam cara orang berbicara ...

Perjuangan & Pembangunan Cisantana dari Masa ke Masa

  I. Asal Usul Nama Cisantana & Tokoh Pendirinya. Nama Cisantana diambil dari bahasa pewayangan, yakni, dari kata “Cis” dan “Santana”. Cis artinya keris, sedangkan Santana adalah menak/pangagung /bangsawan. Jadi kalau digabungkan Cisantana adalah keris milik seorang pangagung/ bangsawan, atau juga bisa berarti seorang pangagung / bangsawan/ menak dengan kerisnya,  yang melambangkan pamor kebangsawanan, pemberani, dan menunjukkan orang-orang Cisantana ini punya trah bangsawan/ningrat, berwibawa, berpendidikan. Menurut cerita leluhur, Cis = keris dari seorang bangsawan/menak tersebut melayang dan jatuh di blok pangbadakan/sekarang blok Cimantri sebelah utara Dusun Malaraman, dahulu disana tempatnya pangguyangan badak (badak mandi lumpur) dan dari Pena/ pulpen yang sering dipakai menulis oleh bangsawan tersebut terbanglah ke Panulisan, maka   sangatlah kental ada istilah Cisantana- Panulisan . Wilayah   Kabupaten Kuningan, sudah disebut dalam jaman keraja...

Dari Agraris ke Perdagangan, Transformasi Awirarangan

  Kuningan News -  Kelurahan Awirarangan, sebuah wilayah yang kini terletak di sekitar pusat pemerintahan Kuningan, Jawa Barat, memiliki sejarah panjang yang menarik untuk dipahami. Untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan kelurahan ini, kami berbincang langsung dengan Plt. Lurah Awirarangan (Budiman, S.E., M.Si)   yang menjelaskan berbagai hal mulai dari asal usul nama hingga dinamika sosial ekonomi masyarakatnya.   Asal Usul Nama dan Sejarah Awal Menurut Plt. Lurah Awirarangan (Budiman, S.E., M.S.)i, nama "Awirarangan" memiliki arti yang sangat terkait dengan lingkungan alam. "Awi" dalam bahasa Sunda berarti bambu, sementara “rarangan” berarti terlarang atau dilindungi. “Dahulu, masyarakat setempat sering menyebut wilayah ini sebagai daerah yang dipenuhi oleh rumpun bambu yang lebat. Dalam kepercayaan masyarakat, bambu ini dianggap sakral dan perlu dilindungi,” jelasnya. Hal ini mungkin menjadi dasar penamaan Awirarangan. Kelurahan Awi...

Kaduagung, Dari Kuwu Bintang hingga Kuwu Mertasura

Kuningan News -  Desa kaduagung merupakan pamekaran dari desa kadungaran dipimpin oleh kepala pemerintahan yang disebut kuwu,kuwu pertama adalah kuwu bintang selanjutnya kuwu bakiwan,kuwu saju dan kuwu jaya somantri,berdasarkan keterangan dari sesepuh desa yang masih hidup,yaitu bapak ebo sarba.desa kaduagung berdiri sekitar tahun 1932,kepala desa yang memimpin desa kadu Agung yaitu kuwu mertasura.pusat pemerintahan bertempat di dusun puhun. Menurut wilayah bahwa desa kaduagung memiliki tiga dusun terpisah yaitu dusun puhun,dusun manis,dusun pahing. Fasilitas umum pada waktu awal berdirinya dapat dikatakan tidak ada,untuk masuk ke dusun yang jaraknya cukup jauh dilakukan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak yang dibangun oleh warga masyarakat.   Dibawah ini adalah daftar nama kepala desa yang pernah menjabat kepala kuwu desa atau kuwu kaduagung Nama kepala desa Periode jabatan Ket ·       ...