Langsung ke konten utama

Postingan

Jejak Sejarah dalam Perubahan Fonem, Mengungkap Dinamika Bahasa Austronesia dalam Kehidupan Sehari-hari

Kuningan News – Bahasa adalah cerminan dari perjalanan sejarah dan budaya suatu komunitas. Dalam memahaminya, hukum bunyi memainkan peran penting untuk mengungkap perubahan fonem yang terjadi dalam bahasa-bahasa di kawasan Austronesia. Hukum bunyi dapat diterapkan untuk melihat bagaimana bahasa berkembang dan bertransformasi seiring waktu, serta bagaimana hal tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-hari kita. Seperti halnya, Hukum RGH, hokum RGH dapat djelaskan missal, fonem /r/ dalam bahasa Melayu berubah menjadi /g/ dalam bahasa Tagalog atau /h/ dalam bahasa Dayak. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mendengar perubahan ini dalam percakapan sehari-hari. Contohnya, dalam kata "podi" yang berarti "padi" dalam bahasa Melayu, kata ini dapat berubah menjadi "pade" dalam bahasa Aceh atau "page" dalam bahasa Batak. Meskipun tampak berbeda, ketiga kata ini berasal dari akar yang sama. Hal ini dapat kita lihat dalam cara orang berbicara ...

Pemberdayaan Warga Cikondang Lewat Pelatihan Ekonomi Kreatif

  Kuningan News – Sebagai upaya memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya lokal, Program Diseminasi Teknologi dan Inovasi (PDTI) digelar di Kabupaten Kuningan, Selasa (26/11/2024). Program itu merupakan kolaborasi Universitas Terbuka (UT), Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan, dan Universitas Kuningan (Uniku) melalui pelatihan bertajuk Analisis Ekonomi dan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) . Pelatihan tersebut dirancang untuk mendukung kemandirian ekonomi Desa Cikondang, Kecamatan Hantara. Materi yang disampaikan meliputi Analisis Ekonomi oleh Rina Rismaya, M.Si., PIRT oleh Athiefah Fauziyyah, M.Si., serta Optimalisasi Toko Online oleh Adhi Susilo, Ph.D. Kartika, M.Si., yang merupakan salah satu anggota tim dari Unisa menjelaskan, pelatihan ini bertujuan menciptakan peluang usaha lokal berbasis inovasi. Program tersebut melibatkan tim yang terdiri dari enam orang, termasuk perwakilan dari Universitas Terbuka, Universitas Islam Al-Ihya Kuningan, dan Univ...

DPR RI Sosialisasikan Empat Pilar di Unisa Kuningan

Kuningan News – Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan menjadi tuan rumah kunjungan kerja anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, H. Rokhmat Ardiyan, MM. Agenda tersebut berfokus pada sosialisasi empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-Undang Dasar 1945. Kegiatan itu dihadiri oleh jajaran Yayasan Al-Ihya, sivitas akademika Unisa Kuningan, serta tokoh-tokoh penting kampus lainnya. Selain pemaparan langsung oleh H. Rokhmat Ardiyan, acara tersebut juga diisi oleh presentasi dari Rektor Unisa Kuningan, Nurul Iman Hima Amrullah, dan akademisi senior Abdul Jalil Hermawan. Dalam kesempatan itu, H. Rokhmat Ardiyan menjelaskan sosialisasi tersebut bertujuan untuk memperkuat pemahaman kebangsaan di kalangan akademisi, khususnya mahasiswa. Menurutnya, empat pilar kebangsaan menjadi fondasi penting bagi setiap elemen masyarakat untuk menjaga kesatuan bangsa. “Kegiatan ini dirancang untuk memperdalam pemahaman terhada...

Screening Film Kuningan, Momentum Apresiasi dan Kolaborasi Perfilman Lokal

  Kuningan News – Antusiasme masyarakat dan pelaku film lokal tampak luar biasa dalam acara Screening Film Kuningan di Sangkanika Edugarden, Eatery & Wellness, Sabtu (23/11/2024). Kegiatan yang diinisiasi oleh Forum Film Kuningan, Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf), dan Sangkanika itu bertujuan memberikan ruang apresiasi bagi karya sineas lokal sekaligus mendorong perkembangan industri perfilman di Kabupaten Kuningan. Acara tersebut menampilkan sembilan film pendek dari berbagai komunitas film di Kuningan, seperti RFA (Roemah Film Affandi), Yayasan Mega Citra Kreasi, Lakoncara, Kamar Kecil, SCK Production, dan Bonti Cinema. Genre yang ditayangkan pun beragam, mulai dari drama, komedi, hingga horor, yang sukses memukau penonton “Kami sangat bangga melihat dukungan masyarakat untuk karya film anak daerah. Ini membuktikan bahwa perfilman Kuningan memiliki masa depan yang cerah jika diberikan dukungan yang memadai,” ungkapnya, ujar adit Fahrul Fauji selaku koordinator Kegiatan...

Perjuangan & Pembangunan Cisantana dari Masa ke Masa

  I. Asal Usul Nama Cisantana & Tokoh Pendirinya. Nama Cisantana diambil dari bahasa pewayangan, yakni, dari kata “Cis” dan “Santana”. Cis artinya keris, sedangkan Santana adalah menak/pangagung /bangsawan. Jadi kalau digabungkan Cisantana adalah keris milik seorang pangagung/ bangsawan, atau juga bisa berarti seorang pangagung / bangsawan/ menak dengan kerisnya,  yang melambangkan pamor kebangsawanan, pemberani, dan menunjukkan orang-orang Cisantana ini punya trah bangsawan/ningrat, berwibawa, berpendidikan. Menurut cerita leluhur, Cis = keris dari seorang bangsawan/menak tersebut melayang dan jatuh di blok pangbadakan/sekarang blok Cimantri sebelah utara Dusun Malaraman, dahulu disana tempatnya pangguyangan badak (badak mandi lumpur) dan dari Pena/ pulpen yang sering dipakai menulis oleh bangsawan tersebut terbanglah ke Panulisan, maka   sangatlah kental ada istilah Cisantana- Panulisan . Wilayah   Kabupaten Kuningan, sudah disebut dalam jaman keraja...

Dari Agraris ke Perdagangan, Transformasi Awirarangan

  Kuningan News -  Kelurahan Awirarangan, sebuah wilayah yang kini terletak di sekitar pusat pemerintahan Kuningan, Jawa Barat, memiliki sejarah panjang yang menarik untuk dipahami. Untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan kelurahan ini, kami berbincang langsung dengan Plt. Lurah Awirarangan (Budiman, S.E., M.Si)   yang menjelaskan berbagai hal mulai dari asal usul nama hingga dinamika sosial ekonomi masyarakatnya.   Asal Usul Nama dan Sejarah Awal Menurut Plt. Lurah Awirarangan (Budiman, S.E., M.S.)i, nama "Awirarangan" memiliki arti yang sangat terkait dengan lingkungan alam. "Awi" dalam bahasa Sunda berarti bambu, sementara “rarangan” berarti terlarang atau dilindungi. “Dahulu, masyarakat setempat sering menyebut wilayah ini sebagai daerah yang dipenuhi oleh rumpun bambu yang lebat. Dalam kepercayaan masyarakat, bambu ini dianggap sakral dan perlu dilindungi,” jelasnya. Hal ini mungkin menjadi dasar penamaan Awirarangan. Kelurahan Awi...

Kaduagung, Dari Kuwu Bintang hingga Kuwu Mertasura

Kuningan News -  Desa kaduagung merupakan pamekaran dari desa kadungaran dipimpin oleh kepala pemerintahan yang disebut kuwu,kuwu pertama adalah kuwu bintang selanjutnya kuwu bakiwan,kuwu saju dan kuwu jaya somantri,berdasarkan keterangan dari sesepuh desa yang masih hidup,yaitu bapak ebo sarba.desa kaduagung berdiri sekitar tahun 1932,kepala desa yang memimpin desa kadu Agung yaitu kuwu mertasura.pusat pemerintahan bertempat di dusun puhun. Menurut wilayah bahwa desa kaduagung memiliki tiga dusun terpisah yaitu dusun puhun,dusun manis,dusun pahing. Fasilitas umum pada waktu awal berdirinya dapat dikatakan tidak ada,untuk masuk ke dusun yang jaraknya cukup jauh dilakukan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak yang dibangun oleh warga masyarakat.   Dibawah ini adalah daftar nama kepala desa yang pernah menjabat kepala kuwu desa atau kuwu kaduagung Nama kepala desa Periode jabatan Ket ·       ...

Sejarah Desa Bendungan, Dari Cantilan Hingga Desa Megah

Kuningan News -  Sebelum terbentuk menjadi desa, pada zaman dahulu Bendungan adalah nama sebuah cantilan atau “ kampung kecil yang terpencil yang jauh dari pusat pemerintahan desa”. Yang memberikan nama Bendungan itu sendiri adalah para petani dari wilayah Luragung yang membuat sebuah bendungan atau daam untuk membendung air di sungai Cisande dengan bureuyeung atau bronjong batu . Awal mula pemberian nama Bendungan kepada kampung ini adalah karena letaknya yang berdekatan dengan bendungan buatan orang orang Luragung tersebut, sehingga pada saat mereka akan menjaga air irigasi menuju bendungan yang ada kampung ini mereka berkata “kami akan ke bendungan”. Kampung Bendungan adalah kampung terpencil yang merupakan bagian dari Desa Lebaksiuh. K ampung ini awalnya adalah sebuah pemukiman kecil yang terletak di sebelah utara sungai Cisande , mereka membuat perkampungan di dekat sungai Cisande dengan tujuan untuk mendekati air sebagai sumber utama dalam kehidupan.  Pada awal be...